Sunday, August 5, 2007

Tentang Buku - Jangan Picik....!

Beberapa waktu lalu, saya memesan buku tentang teknik dasar karate dari seorang senior karate yang juga pernah melatih langsung saya walau hanya sesaat. Dan sekarang berbeda perguruan.

Bagi saya pribadi, tidak ada yang aneh dengan pemesanan buku tersebut. Lumrah sebagaimana saya melahap buku The best karate M Nakayama karya olahan Sabet Muchsin dari Inkai , atau the vital karate karya Mas dari Kyokushinkan dan browsing dari website-website karate yang menjamur.. Apalagi buku sekarang ini pengarang adalah yang rutin menandatangani IJAZAH KENAIKAN KYU saya.. mulai dari sabuk putih.. saya langsung pesan DUA.. dan mungkin akan saya berikan kepada anak didik saya...
Namun ada senior yang mungkin karena saking "kesal"nya sempat keluar kata-kata.. "ah buat apa ndi.. buku itu dibaca" saya hanya tersenyum... dan pikiran saya melambung jauh ketika masih menjabat Ketua Unit Kegiatan Pandekar Universitas Andalas.

Di Unit ini kami menaungi berbagai beladiri.. karate,tae kwondo,silat,Tarung derajat,kempo, wushu,Sin Lam Ba.. semua akur.. semua rukun tanpa ada sirik dan dengki.

Disaat Forki Sumbar sedang "memanas" kami malah enjoy latihan gabungan karate,Tae kwondo dan tarung Derajat. Kami sempat keliling kota Padang lari pagi bersama sebelum latihan bersama di Pantai Padang. Dengan membawa bendera masing-masing kita berlari dengan semangat sambil bernyanyi-nyanyi!.
Kebetulan saya ketemu teman dari Inkado... dia kaget... loh lambang nya karate kok pakaian tarung derajat.. diperhatiin terus hingga barisan terakhir dan ketemu saya... dengan muka yang jujur dia mengangkat dua jempolnya... salut..salut..salut Beda beladiri bisa kompak begini... kita harusnya malu ya ndi.. sesama karate aja gontok-gontokan.. padahal kita ndak tau yang digontok-gontokan itu apa..
he..he..he ... cuma Pah Poh Ngah Ngoh aja... (jadi ingat ucapan sensei Firdaus "ayah" Ilyas )

Kembali ke buku tadi...
Saya kembali memaknai hidup.. harus ada pembatasan dalam pola pemikiran kita.. ada masa dimana kita harus meyakinkan diri bahwa tendangan Mae geri yang saya latih selama ini adalah tendangan terkuat dan paling sesuai dengan struktur tubuh manusia namun kadang kala kita harus terima jika ternyata mae geri kita tidak ampuh hanya dengan sedikit tangkisan dari orang lain.
Begitu juga dengan perguruan.. ada masanya kita harus berkata.. perguruan kita paling bagus..paling ngetop, dengan pola pelatihan yang paling tersistematis.. tapi ada kalanya kita harus memaknai hidup.. untuk apa kita hidup ini... apakah cukup dengan itu aja...? ha..ha..ha.. saya jadi tertawa .. jangan picik.....!! atau malah seperti kasus PDI-P dan Golkar.. waktu kampanye kemaren ada bunuh-bunuhan, ada lempar-lemparan... sekarang???? hi..hi..hi malah peng-GEDE nya rangkul-rangkulan di Medan dan Palembang... mau seperti itu????

tanyaken kenapa??

Kemang, 5 Agustus 2007

1 comment:

Apris H said...

Terimakasih anda telah mengomentari ttg buku yang saya terbitkan. Diterbitkannya buku tersebut bukanlah untuk konsumsi anggota INKANAS saja, tapi niatnya adalah saya coba memberikan apa yang saya ketahui sebanyak-banyaknya kepada semua orang, seandainya yang diberikan itu bermanfaat, amalkanlah, jika tidak simpan saja sbg koleksi. Karena prinsip hidup saya adalah: Jadikanlah hidup ini bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan orang banyak, dan berfikirlah selalu kearah yang positif.
Buku yang diterbitkan tsb adalah apa2 ttg teknik karate yang saya ketahui selama berkecimpung 40 th lebih di karate. Dan saya merasa masih banyak kekurangan disana-sini, kritik dan sarannya tetap saya harapkan untuk kesempurnaannya.
Osh!