Belajar.. lebih tepat begitu dibandingkan dengan kata-kata berlatih bersama sihan Haried Taning. Beliau lebih sering menggali pola pemahaman kita. Antara Logika dan kemampuan dasar yang bisa kita miliki. Asyik deh latihan bersama beliau.. kita latihan tiap Sabtu Pagi di STIE Nusantara. Dan sedapat mungkin akan saya coba tuangkan dalam bentuk tulisan.. semampu yang bisa saya tangkap..
Kata Heian Shodan ---- dari latihan Sihan Haried Taning
Sebenarnya seri Heian hanyalah langkah awal sebelum mempelajari kata Kanku Dai.Sensei Itosu Anku menciptakan kata ini ibarat seorang yang belajar haruslah dari mulai pelajaran yang sederhana dulu. Mulai dari pemahaman ini maka diciptakan Kanku Dai dipecah-pecah menjadi heian satu,dua,tiga,empat dan lima.
Pola latihan disini ditegaskan dengan sistem separoh dan satu.
Separoh berarti gerakan ini masih mempunyai kelanjutan gerakan.
Satu berarti ini merupakan gerakan pemungkas dan langsung menghabisi si lawan.
Memahami kata dengan bunkai menggunakan pola "separoh satu" ini harus menekankan bahwa kata adalah rangkaian gerakan yang terpisah satu sama lainnya. Maksudnya jika gerakan pola satu telah dilaksanakan maka kita akan menghadapi suasana dan potensi lawan yang berbeda.
Dalam heian shodan terdapat 10 suasana terpisah yang digabung menjadi rangkaian terpisah.
1. Separoh - Gedan Barai
satu - Chudan Tsuki
2. Separoh - Gedan Barai
Separoh - Tettsui
satu - Chudan Tsuki
3. Satu - Gedan Barai
4. Separoh - Age Uke
Separoh - Age Uke
satu - Age Uke
5. Separoh - Gedan Barai
Satu - Chudan Tsuki
6. Separoh - Gedan Barai
Satu - Chudan Tsuki
7. Satu - Gedan Barai
8. Separoh - Chudan Tsuki
Separoh - Chudan Tsuki
Satu - Chudan Tsuki
9. Separoh - Shuto Uke
Separoh - Shuto Uke
Satu - Shuto Uke
10. Satu - Shuto Uke
Untuk memahami ke-10 suasana ini hanyalah dengan menerapkan kepada bunkainya. Metode ini "hampir" tidak bermakna jika tidak mengaplikasikan dalam bunkai. Karena tanpa bunkai latihan ini hanyalah seumpama kita ujian kenaikan kyu.. maju lima kali mundur lima kali..
sekali lagi.. pahami dengan bunkai...
Mudah-mudahan seri bunkai akan kita lanjutkan pada penulisan berikutnya.
Kemang, 5 Agustus 2007
Sunday, August 5, 2007
Tentang Buku - Jangan Picik....!
Beberapa waktu lalu, saya memesan buku tentang teknik dasar karate dari seorang senior karate yang juga pernah melatih langsung saya walau hanya sesaat. Dan sekarang berbeda perguruan.
Bagi saya pribadi, tidak ada yang aneh dengan pemesanan buku tersebut. Lumrah sebagaimana saya melahap buku The best karate M Nakayama karya olahan Sabet Muchsin dari Inkai , atau the vital karate karya Mas dari Kyokushinkan dan browsing dari website-website karate yang menjamur.. Apalagi buku sekarang ini pengarang adalah yang rutin menandatangani IJAZAH KENAIKAN KYU saya.. mulai dari sabuk putih.. saya langsung pesan DUA.. dan mungkin akan saya berikan kepada anak didik saya...
Namun ada senior yang mungkin karena saking "kesal"nya sempat keluar kata-kata.. "ah buat apa ndi.. buku itu dibaca" saya hanya tersenyum... dan pikiran saya melambung jauh ketika masih menjabat Ketua Unit Kegiatan Pandekar Universitas Andalas.
Di Unit ini kami menaungi berbagai beladiri.. karate,tae kwondo,silat,Tarung derajat,kempo, wushu,Sin Lam Ba.. semua akur.. semua rukun tanpa ada sirik dan dengki.
Disaat Forki Sumbar sedang "memanas" kami malah enjoy latihan gabungan karate,Tae kwondo dan tarung Derajat. Kami sempat keliling kota Padang lari pagi bersama sebelum latihan bersama di Pantai Padang. Dengan membawa bendera masing-masing kita berlari dengan semangat sambil bernyanyi-nyanyi!.
Kebetulan saya ketemu teman dari Inkado... dia kaget... loh lambang nya karate kok pakaian tarung derajat.. diperhatiin terus hingga barisan terakhir dan ketemu saya... dengan muka yang jujur dia mengangkat dua jempolnya... salut..salut..salut Beda beladiri bisa kompak begini... kita harusnya malu ya ndi.. sesama karate aja gontok-gontokan.. padahal kita ndak tau yang digontok-gontokan itu apa..
he..he..he ... cuma Pah Poh Ngah Ngoh aja... (jadi ingat ucapan sensei Firdaus "ayah" Ilyas )
Kembali ke buku tadi...
Saya kembali memaknai hidup.. harus ada pembatasan dalam pola pemikiran kita.. ada masa dimana kita harus meyakinkan diri bahwa tendangan Mae geri yang saya latih selama ini adalah tendangan terkuat dan paling sesuai dengan struktur tubuh manusia namun kadang kala kita harus terima jika ternyata mae geri kita tidak ampuh hanya dengan sedikit tangkisan dari orang lain.
Begitu juga dengan perguruan.. ada masanya kita harus berkata.. perguruan kita paling bagus..paling ngetop, dengan pola pelatihan yang paling tersistematis.. tapi ada kalanya kita harus memaknai hidup.. untuk apa kita hidup ini... apakah cukup dengan itu aja...? ha..ha..ha.. saya jadi tertawa .. jangan picik.....!! atau malah seperti kasus PDI-P dan Golkar.. waktu kampanye kemaren ada bunuh-bunuhan, ada lempar-lemparan... sekarang???? hi..hi..hi malah peng-GEDE nya rangkul-rangkulan di Medan dan Palembang... mau seperti itu????
tanyaken kenapa??
Kemang, 5 Agustus 2007
Bagi saya pribadi, tidak ada yang aneh dengan pemesanan buku tersebut. Lumrah sebagaimana saya melahap buku The best karate M Nakayama karya olahan Sabet Muchsin dari Inkai , atau the vital karate karya Mas dari Kyokushinkan dan browsing dari website-website karate yang menjamur.. Apalagi buku sekarang ini pengarang adalah yang rutin menandatangani IJAZAH KENAIKAN KYU saya.. mulai dari sabuk putih.. saya langsung pesan DUA.. dan mungkin akan saya berikan kepada anak didik saya...
Namun ada senior yang mungkin karena saking "kesal"nya sempat keluar kata-kata.. "ah buat apa ndi.. buku itu dibaca" saya hanya tersenyum... dan pikiran saya melambung jauh ketika masih menjabat Ketua Unit Kegiatan Pandekar Universitas Andalas.
Di Unit ini kami menaungi berbagai beladiri.. karate,tae kwondo,silat,Tarung derajat,kempo, wushu,Sin Lam Ba.. semua akur.. semua rukun tanpa ada sirik dan dengki.
Disaat Forki Sumbar sedang "memanas" kami malah enjoy latihan gabungan karate,Tae kwondo dan tarung Derajat. Kami sempat keliling kota Padang lari pagi bersama sebelum latihan bersama di Pantai Padang. Dengan membawa bendera masing-masing kita berlari dengan semangat sambil bernyanyi-nyanyi!.
Kebetulan saya ketemu teman dari Inkado... dia kaget... loh lambang nya karate kok pakaian tarung derajat.. diperhatiin terus hingga barisan terakhir dan ketemu saya... dengan muka yang jujur dia mengangkat dua jempolnya... salut..salut..salut Beda beladiri bisa kompak begini... kita harusnya malu ya ndi.. sesama karate aja gontok-gontokan.. padahal kita ndak tau yang digontok-gontokan itu apa..
he..he..he ... cuma Pah Poh Ngah Ngoh aja... (jadi ingat ucapan sensei Firdaus "ayah" Ilyas )
Kembali ke buku tadi...
Saya kembali memaknai hidup.. harus ada pembatasan dalam pola pemikiran kita.. ada masa dimana kita harus meyakinkan diri bahwa tendangan Mae geri yang saya latih selama ini adalah tendangan terkuat dan paling sesuai dengan struktur tubuh manusia namun kadang kala kita harus terima jika ternyata mae geri kita tidak ampuh hanya dengan sedikit tangkisan dari orang lain.
Begitu juga dengan perguruan.. ada masanya kita harus berkata.. perguruan kita paling bagus..paling ngetop, dengan pola pelatihan yang paling tersistematis.. tapi ada kalanya kita harus memaknai hidup.. untuk apa kita hidup ini... apakah cukup dengan itu aja...? ha..ha..ha.. saya jadi tertawa .. jangan picik.....!! atau malah seperti kasus PDI-P dan Golkar.. waktu kampanye kemaren ada bunuh-bunuhan, ada lempar-lemparan... sekarang???? hi..hi..hi malah peng-GEDE nya rangkul-rangkulan di Medan dan Palembang... mau seperti itu????
tanyaken kenapa??
Kemang, 5 Agustus 2007
Dojo Baru - Untuk Juara jadikanlah Dia Juara
Pagi hari ini adalah latihan yang ke-lima dari Dojo-ku. Setelah dari tanggal 22 Juli memulai latihan yang pertama. Anak-anak telah mulai banyak yang memakai dogi, walau masih beberapa memakai baju kaos.
Walau telah 19 tahun latihan dan 14 tahun memiliki dojo sendiri tetap ada yang baru dalam latihan. Tetap tiap anak itu unik walau tetap ada persamaan di antara mereka. Pagi ini saya mulai membentuk tim untuk kata beregu namun yang ada baru ada calon-calon untuk tim kata putri. Aneh... karena dari 14 tahun yang lalu mulai dari Dojo di Painan, Dojo Kodim Padang kok tetap tim kata yang saya bentuk tetap untuk nomor Putri.
Ada sesuatu yang tersirat di hati kecil ku..
Kalian harus juara.. juara.. sebagaimana juaranya senpai-senpai kalian yang pernah saya bentuk.. bahkan mungkin lebih. kalian masih banyak kesempatan...
Masih tergiang ditelinga ku.. ucapan dari salah seorang senior... Syafruddin Perkasa Alam... ketika saya tanya.. apa resep untuk menciptakan seorang juara...?
Jawabannya singkat... "kalau kamu ingin menciptakan anak didikmu juara.. maka kamu harus menjadikannya Juara"...
Butuh lama untuk mencerna kalimat itu.. "ah.. asa ka manjawek se senpai ko mah" pikir ku pertama kali...
kalo ingin menjadikannya juara... jadikannlah juara..??? maksudnya apa...
Namun kalimat itu baru terasa.. ketika pertama kali mempunyai tanggung jawab di Dojo sendiri.. Karena... hanya untuk menciptakan Juara antar Dojo aja.. harus di SET dari awal... bukan kerjaan langsung jadi..
Untuk menciptakan se-orang Daryulisman menjadi juara I PORDA aja... harus melalui jalan berliku dan panjang..
Harus ada pemikiran dari awal kita mengajarkan Tsuki pertama... adalah langkah awal untuk dia jadi juara... tidak sekedar bisa pukul dan selesai..
Untuk Dia jadi Juara I Kumite Perseorangan.. harus dulu dia di suruh menampar mereka yang mengolok-olokan dia, harus dulu menangis karena gagal ke Piala Mendagri di Bekasi, harus dulu menggantungkan Dogi karena kecewa, harus membentak -bentak seniornya yang tidak becus, harus masuk kampung keluar kampung dulu, harus adu argument dulu dengan pelatih yang pertama kali mengajar saya karate dengan Benar....
(OSH! Senpai saya yang tercinta.. Drs. Haryanto Sukardi dan Drs. Devi F Bachtiar semoga senantiasa sukses dengan pilihan-pilihannya. Tidak hanya seorang pelatih tapi juga kakak tempat mengadu,curhat dan berbantah!)
Dan baru yang terakhir taktik di 10x10... semuanya harus dilalui....
Setelah sekian tahun... kalimat itu jadi bermakna...
Terima kasih.. bang PA
Kemang, 5 Agustus 2007
Walau telah 19 tahun latihan dan 14 tahun memiliki dojo sendiri tetap ada yang baru dalam latihan. Tetap tiap anak itu unik walau tetap ada persamaan di antara mereka. Pagi ini saya mulai membentuk tim untuk kata beregu namun yang ada baru ada calon-calon untuk tim kata putri. Aneh... karena dari 14 tahun yang lalu mulai dari Dojo di Painan, Dojo Kodim Padang kok tetap tim kata yang saya bentuk tetap untuk nomor Putri.
Ada sesuatu yang tersirat di hati kecil ku..
Kalian harus juara.. juara.. sebagaimana juaranya senpai-senpai kalian yang pernah saya bentuk.. bahkan mungkin lebih. kalian masih banyak kesempatan...
Masih tergiang ditelinga ku.. ucapan dari salah seorang senior... Syafruddin Perkasa Alam... ketika saya tanya.. apa resep untuk menciptakan seorang juara...?
Jawabannya singkat... "kalau kamu ingin menciptakan anak didikmu juara.. maka kamu harus menjadikannya Juara"...
Butuh lama untuk mencerna kalimat itu.. "ah.. asa ka manjawek se senpai ko mah" pikir ku pertama kali...
kalo ingin menjadikannya juara... jadikannlah juara..??? maksudnya apa...
Namun kalimat itu baru terasa.. ketika pertama kali mempunyai tanggung jawab di Dojo sendiri.. Karena... hanya untuk menciptakan Juara antar Dojo aja.. harus di SET dari awal... bukan kerjaan langsung jadi..
Untuk menciptakan se-orang Daryulisman menjadi juara I PORDA aja... harus melalui jalan berliku dan panjang..
Harus ada pemikiran dari awal kita mengajarkan Tsuki pertama... adalah langkah awal untuk dia jadi juara... tidak sekedar bisa pukul dan selesai..
Untuk Dia jadi Juara I Kumite Perseorangan.. harus dulu dia di suruh menampar mereka yang mengolok-olokan dia, harus dulu menangis karena gagal ke Piala Mendagri di Bekasi, harus dulu menggantungkan Dogi karena kecewa, harus membentak -bentak seniornya yang tidak becus, harus masuk kampung keluar kampung dulu, harus adu argument dulu dengan pelatih yang pertama kali mengajar saya karate dengan Benar....
(OSH! Senpai saya yang tercinta.. Drs. Haryanto Sukardi dan Drs. Devi F Bachtiar semoga senantiasa sukses dengan pilihan-pilihannya. Tidak hanya seorang pelatih tapi juga kakak tempat mengadu,curhat dan berbantah!)
Dan baru yang terakhir taktik di 10x10... semuanya harus dilalui....
Setelah sekian tahun... kalimat itu jadi bermakna...
Terima kasih.. bang PA
Kemang, 5 Agustus 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)