Mengenal teknik-teknik karate yang berkembang saat ini di dalam perguruan Lembaga Karate-do Indonesia tak akan terlepas dari sosok seorang Harried Taning. Beliau termasuk anggota dewan guru yang rajin untuk turun ke daerah-daerah. Kenyataannya, bahwa sejak “operasi kanker akut’” tahun 2000 yang melanda tubuh Lemkari kita mengalami banyak kehilangan panutan, baik secara moral maupun teknik karate.
Tapi Alhamdulillah masih ada orang-orang yang tersisa walau sedikit dan menurut saya diantara yang boleh disebut adalah Sihan Harried Taning. Dan mudah-mudahan beliau diberikan ketetapan hati dan kesehatan jasmani untuk tetap bersama kita melatih.
Dalam kesempatan ini izinkanlah saya untuk berbagi cerita dari berbagai pertemuan dengan beliau. Untuk berbagi ucapan, pendapat baik tentang perkembangan teknik maupun tentang kegundahan hati beliau melihat adik-adik karatenya (demikian beliau membahasakan terhadap kita para yuniornya) pada saat ini.
Tulisan ini akan terbagi atas beberapa cerita lepas sesuai dengan pokok pikiran dari beliau yang yang sempat saya tangkap dan cerna yang mungkin terbatas sesuai dengan kemampuan pemahaman dan subjektifitas yang saya miliki. Tapi akan saya mencoba untuk memaparkan dengan harapan dapat menambah khazanah fikir kita. Semoga.
Awal mengenal sosok seorang Harried Taning berawal ketika kunjungan beliau ke tim SUMBAR dalam menghadapi Kegiatan Nasional Lemkari tahun 1994 di Padang. Dikenalkan oleh Alm. Sensei Nur Alam , ketika Tim sedang mengadakan Pemusatan Latihan di GOR IKIP (UNP sekarang).
SURPRISE!
Masih kental dalam ingatan saya, begitu beliau datang ,kami dikumpulkan baik tim Kumite maupun Kata. Dan pelatih menyebutkan bahwa ada orang PB Lemkari akan memberikan masukan. Semua antusias… mendengar nama PB aja sudah merupakan kehormatan.
Satu pelajaran diberikan beliau.
Saya akan menunjukan salah satu kelemahan kalian. Dimana jika kalian mampu menutup kelemahan tersebut, saya yakin semua lawan kalian pasti akan “lewat”. Tapi sebelumnya saya pengin lihat kemampuan kalian dulu. Bisa?
Osh! Bisa!!! Jawab semua tim bersemangat.
Terus dipanggil beberapa orang dan disuruh berbaris . lalu dalam jarak 50 meter beliau meletakan sebuah batu sebagai tanda. Dan semua yang didepan barisan disuruh menyingkir.
Semua Siap! Oke ada sepuluh orang ya, Nanti siapa yang paling belakang akan saya suruh merayap sekeliling lapangan ini. Mengerti! Posisi start-nya berdiri aja. Semua siap ya!. Akan mulai saya hitung. Pada Hitungan ke tiga semua sprint ya. Oke bisa dimengerti!
Sepuluh orang bersiap untuk melakukan sprint, tidak satupun yang mau untuk merayap sekeliling lapangan. Suasana hening, terlihat ketegangan di wajah sepuluh orang tersebut.
Sihan Harried Taning mulai menghitung,…..
Satu……. !
Semua diam dan tegang……
Dua……..!
Kesepuluh dalam konsentrasi tinggi, bersiap untuk berlari sekencang-kencang nya, terlihat dari kaki dan tangan yang dalam posisi siap “terbang”. Kami yang menonton tak kalah tegangnya…….Menunggu aba-aba berikutnya……..
Nah! Itu yang kalian tak punya dalam kumite ! Tiba-tiba sihan Harried Taning berkata.
Semua tertegun, semua terpana, nggak menyangka kalau yang keluar adalah kata-kata tersebut.
Oke semua duduk lagi. Kemudian beliau dengan lugas menerangkan tentang jarak tempur dalam kumite dan bagaimana bersikap dalam kumite.
Ada sesuatu yang berbeda cara beliau menerangkan teknik kepada orang-orang sekitarnya. Semua langsung dapat dicerna karena memang beliau membuka “pintu” nya terlebih dahulu sehingga semua pelajaran bisa langsung masuk ke benak kita.
Cara melatih yang hampir sama pun diterapkan di Bhumi Marinir Cilandak Jakarta. Saat itu pertengahan tahun 2008, saya turut hadir dalam ujian kenaikan tingkat karateka yang berasal dari cabang khusus Marinir Cilandak Jakarta.
Bersambung…….
Tuesday, October 11, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment